Ngomongin soal dunia olahraga, kita ketemu sama atlet-atlet keren yang nggak cuma bikin terkesan di lapangan, tapi juga jago banget dalam mengelola citra dan karir mereka. Salah satu contohnya adalah Aldila Sutjiadi, atlet tenis Indonesia yang berhasil menarik perhatian, bukan hanya dengan kebolehannya di lapangan, tapi juga lewat kerjasamanya dengan Athletica.
Kolaborasi ini nggak sekadar dukungan biasa, tapi juga mencerminkan zamannya dimana atlet nggak cuma dikenal gara-gara prestasi olahraganya, tapi juga sebagai merek yang bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membangun citra yang kuat dan terus-terusan.
Pertanyaannya sekarang, apa sih yang bikin penampilan atlet di luar lapangan punya peran yang sama pentingnya dengan prestasi di lapangan? Dan gimana gambaran singkat tentang seberapa pentingnya manajemen citra buat atlet kayak Aldila?
Aldila Sutjiadi dan Kerjasama dengan Athletica
Aldila Sutjiadi, salah satu atlet tenis Indonesia, sekarang bergabung dengan Athletica Company sebagai salah satu Atlet Athletica. Kerjasama ini termasuk manajemen sosial media dan kemitraan dengan merek-merek melalui manajemen Athletica.
Keputusan Aldila untuk kerjasama sama Athletica tentunya didasarkan pada kepercayaan dan pengalaman Athletica dalam mengelola media sosial brand-brand besar. Athletica bukan cuma jadi mitra dalam urusan media sosial, tapi juga jadi manajemen yang bantu Aldila bangun citra dan jalin kemitraan komersial, terutama sehubungan dengan sponsor. Ini pendekatan manajemen yang tujuannya dukung Aldila secara holistik dalam aspek atletik dan komersialnya.
Kenal Lebih Dekat dengan Aldila Sutjiadi
“Don’t pray for an easy life, pray to endure the difficult one “
Kutipan Aldila, mencerminkan dedikasi dan semangat juang yang tinggi.
Aldila Sutjiadi lahir di Jakarta pada 2 Mei 1995, menunjukkan minat dan kecintaan terhadap tenis sejak usia lima tahun. Karir profesionalnya dimulai pada usia 15 tahun. Pada tahun 2012, Aldila meraih prestasi gemilang dengan memenangkan medali emas di PON Riau 2012 untuk nomor tunggal putri, ganda putri, dan beregu. Keberhasilan ini membukakan pintu untuk berpartisipasi dalam Piala Fed Asia/Oceania 2013, di mana Aldila berkontribusi besar membantu Indonesia naik ke Grup 1.
Melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Kentucky, Amerika Serikat, Aldila lulus dengan predikat summa cum laude dengan IPK 3.92. Penghargaan sebagai salah satu remaja paling berprestasi di Amerika Serikat melalui Elite 90 dari The National Collegiate Athletic Association (NCAA) turut menambah prestasinya.
Perjalanan Aldila dipenuhi dengan pencapaian, dari medali emas di PON Riau 2012, Jabar 2016, Papua 2020, hingga medali emas di Asian Games 2018 dan tiga gelar Women’s Tennis Association (WTA).
WTA (Women’s Tennis Association) dan Pemberdayaan Atlet-atlet
WTA, organisasi tenis profesional khusus untuk pemain perempuan, memainkan peran kunci dalam memberdayakan atlet-atlet seperti Aldila Sutjiadi. Berdiri pada tahun 1973 oleh Billie Jean King, WTA menjadi penyelenggara Tur WTA pada tahun 1990. Organisasi ini memberikan inspirasi dan dukungan kepada lebih dari 1.650 pemain dari 85 negara, memungkinkan mereka mengejar impian di lapangan tenis di seluruh dunia. Dengan lebih dari 50 turnamen, termasuk empat turnamen Grand Slam, Tur WTA mencakup basis penggemar sekitar 700 juta orang di seluruh dunia.
Athletica Athletes untuk Kemajuan Atlet Indonesia
Dengan pencapaian luar biasa di dunia olahraga dan kerjasama bareng Athletica Athletes sebagai solusi pemasaran olahraga, Aldila Sutjiadi jadi gambaran banget dari atlet zaman sekarang yang kece. Keseimbangan ciamik antara prestasi tenis dan manajemen karir yang pinter banget jadi salah satu kunci suksesnya ke depan.
Di zaman yang terus berkembang, kerjasama seperti yang dibangun Aldila sama Athletica Company sebagai solusi pemasaran olahraga, nggak cuma nunjukin bahwa atlet dihargai dari kemenangan di lapangan, tapi juga dari kesuksesan mereka dalam bikin citra dan karir yang terus-terusan.
Aldila beneran menjadi bukti nyata bahwa melewati batas lapangan bisa ngebuka peluang baru yang nggak cuma menginspirasi, tapi juga ngebuka jalan baru buat meraih sukses. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan seorang atlet nggak cuma bergantung pada prestasi olahraga di lapangan, tapi juga pada kemampuan mereka dalam ngatur citra dan karir di luar lapangan.